TERLAMBAT

Emphatic class…

Baru kemarin tanggal 5 Ramadhan 1433 H, kami mengadakan buka puasa bersama di kediaman Bpk. Deva Ardiansyah. Selalu aja ada kejadian yang membuat perut kesemutan. Apa lagi kalo bukan celoteh Elvin Alpian salah seorang teman kami yang berjumlah 21.

Mungkin kalian belum tau siapa itu Elvin. Elvin adalah anak lelaki berumur … emmm.. kira-kira 70 tahunan. Lha? Dia masih muda ko seumuran anak kuliahan sekarang tapi tingkahnya masi ajah kayak anak SD.Elvin adalah pembeo atau suka bicara, apapun yang terlintas dalam otaknya pasti dia utarakan. Mulai dari salah jalan ketika mencari rumah Pak Deva, sampai ngomongin dirinya sendiri yang sering dihukum sama Pak Elvin gara-gara terlambat dengan alasan kecelakaan. Dasar pembalap.

Pak Elvin adalah Penjaga Sekolah kami yaitu di kampus tercinta BEC. Beliau sangat tegas, terutama dalam kedisiplinan. Nah, si Elvin ini kebetulan seneng banget ngaret atau sering terlambat. Akibat keterlambatannya, Elvin menjadi hariannya Pak Elvin. Hihihi. Sebenernya nggak setiap hari sih Elvin Terlambat, tapi karena sering udah gak aneh lagi liat dia makan brotowali tiap pagi. Makanan dan vitamin yang sangat menyehatkan.

Awalnya, aku dan teman-teman ber-19 belas orang bertemu dengan sang Elvin di kelas Emphatic satu selama kurang lebih 4 bulan. Meskipun orangnya sangat konyol, tapi sangat solider loh. Contohnya, waktu Faridah mau pulang terus ada Elvin, eh udah gitu mereka barengan deh. Kebetulan rumah mereka searah. Tapi pas Farida turun dari kendaraan Elvin, dengan reflex dia menyodorkan uang satu lembar sepuluh ribuan. Nah, udah kayak tukang ojek ajah mas. Entah diambil atau engga itu uangnya. Kata dia sih lumayan buat bensin 2 liter.

Eits, bukan maksud menjelekkan loh. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Jadi mau dikata apa?

Dilihat dari sisi baiknya Elvin itu sebenarnya cerdas dan humoris, pokoknya asyik deh.

Bukan Cuma Evin yang punya keunikan. Semuanya juga ada kok!

 

Faridah yang suka senyum, Mukhtar yang kaya Profesor, Fajar dengan Kepemimpinannya, Aang dengan Keajaibannya bermusik, Ikma dengan kegalauannya, Norma dengan kasih sayangnya, dan masih banyak lagi.

Kesederhanaan dan kekompakan kami yang membuat kami semakin bersatu walaupun sudah terpisah oleh ruang dan waktu.