Mengejar Angkot (pengalaman dengan anak berkebutuhan khusus)

Sebuah kisah berawal dari pertemuan dua akhwat di lembaga pendidikan.

Sebut saja Mawar, ia adalah pemudi berusia 19 tahun yang memulai karirnya sebagai guru pendamping anak berkebutuhan khusus (Agustus 2013). Ia sangat ingin menjadi guru walaupun sebenarnya ia pernah kuliah jurusan administrasi. Rahasia, sebenernya Mawar ‘iseng’ melamar kerja pada lembaga ini. 😛 tetapi, berkat izin Allah keinginannya terkabul. Maka ia berniat untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik apapun yang ia bisa lakukan.

Melati, seorang fresh-graduate, dari institut ternama di Bogor juga mencoba karirnya di dunia pendidikan. Ia adalah seorang akhwat tangguh, supel dan sangat baik, ia selalu rela berkorban demi kepentingan orang lain. Ia dua tahun lebih dulu mengarungi dunia ini dibandingkan Mawar. Pengalaman dalam berorganisasipun lebih banyak dibandingkan dengan Mawar. Makanya banyak sekali orang yang menyukainya.

Pertemuan itu dimulai sejak Februari 2014, saat itu Mawar ditugaskan mendampingi anak yang berkebutuhan dalam akademiknya. Selang satu minggu Melati masuk juga untuk mendampingi anak yang kurang dalam akademik untuk mempersiapkan Ujian Nasional (UN).

Perkenalan itu sangat cepat, karena mereka sama-sama ‘baru’ masuk departemen yang sama (Sekolah Menengah) dan kelas yang sama di Sekolah Alam Bogor. Mereka dipertemukan oleh Allah hingga saat ini (insyaallah) karena banyak sekali kesamaan dalam diri mereka. Mulai dari suka jalan-jalan, suka bergaul dengan orang lain, juga sama-sama pembelajar.

Sampai pada suatu hari, Melati dinobatkan menjadi guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan Mawar menjadi guru pendamping di departemen tersebut, yang sebelumnya Mawar ditempatkan di LSC (Learning Support Center). LSC adalah tempat dimana anak berkebutuhan khusus yang belum siap bergabung dengan kelas reguler. Mereka menjadi lebih dekat karena pernah melakukan perjalanan bersama, saat Summit Gunung Gede dan Gunung Semeru. Mereka terlihat semakin cocok (berpartner), mereka saling membantu jika ada yang membutuhkan.

Sampai pada suatu hari, program ‘Sukses UN’ Sekolah Menengah untuk Kelas tiga (kelas Ibnu Majah dan Nasai) melakukan perjalanan TUC (Tes Uji Coba) di Curug Luhur yang berada di Ciapus, Bogor. (mulai pada inti cerita, baca baik-baik yaa ^^)

Singkat cerita, pagi itu semua anak seperti biasa mengumpulkan Handphone (HP) disekolah untuk diamankan, Kumbang (salah satu siswa SM) meminta Bee (Salah satu anak berkebutuhan khusus di kelas tiga SM yang didampingi oleh Mawar) untuk meletakan HP-nya di kotak HP yang kebetulan dekat dengan Bee. Setelah semua anak sudah melakukan TUC dan bermain air, mereka menunggu angkot untuk kembali kesekolah.

Ada sekitar 3 angkot dan 1 mobil sekolah, kami, 6 siswa (diantaranya 3 anak berkebutuhan khusus), dan 3 orang guru (ada Mawar dan Melati) menaiki angkot yang sama. Sebelum mobil melaju, tiba-tiba Bee memberikan HP pada teman yang ada diangkot itu. Temannya itu heran HP itu punya siapa. Saat ditanya Bee hanya bilang “tidak tahu, ini ada disini” sambil menunjuk posisi duduknya yang berada di dekat sopir. Temannya mengira HP ini milik si sopir “mungkin ini milik si ‘abang’nya Bee, ayo simpan lagi” kata si temannya itu. Bee menjawab “bukan ini punya si ‘abang’ Anggrek”. Bee bilang ini HP si ‘abang’ anggrek salah satu temannya yang dipanggil dengan ‘abang’.

Mawar sempat mendengar percakapan mereka. Mawarpun menanyakan hal yang sama tentang kepemilikan HP misterius tersebut. Mawar menyimpulkan HP ini bukan punya anak Sekolah Alam, karena mereka tidak ada yang membawa HP. Ketika ditanya pada supir, “bang ini HP abang bukan?” si Abang itu hanya diam, diamnya seorang supir berarti ‘iya’. Saat dikembalikan pada supir. Si Bee berceloteh lagi dengan mengatakan bahwa ini punyanya si Abang Anggrek. Akhirnya kami meng-iya-kan (daripada ribut, hehe). HP itu dipegang oleh Mawar.

Sampai ditengah perjalanan, Mawar penasaran dengan pemilik HP tersebut. Sempat akan diaktifkan oleh Mawar, salah satu anak mengingatkan “bu, jangan dibuka bu, kurang sopan.” Kata si anak. Betul kata si anak, ternyata nilai SALAM (Semangat, Akhlak, Luas Wawasan, Amanah, Manfaat) coba di terapkan pada nilai ‘akhlak’ untuk tidak mencampuri urusan orang lain. Mawar mengamati HP tersebut, sambil merenung “hebat yah supir jaman sekarang HP-nya canggih (android)”. Menepis kesuudzanan, guru satunya meyakinkan, di jalan ia melihat tukang ojek juga punya andoid. Hilanglah prasangka buruk tersebut. Mawar mengembalikan HP tersebut pada si Abang Supir yang diam tadi. Barulah si Bee mengerti “oh, itu punya Abang angkot”, tertawalah seisi angkot (dari tadi Bee kemana aja 😀 )

Akhirnya sampai juga di sekolah tercinta. Semua anak berkumpul untuk berdoa penutupan dan mengambil HP masing-masing. Satupersatu anak mengambil HPnya kecuali Bee yang sesampainya di sekolah langsung menghambur ke ibunya yang telah menunggu, seolah telah lama tidak bertemu sang ibu, ia berlari kearah mobilnya padahal ibunya ada disekolah.

Kumbang tidak menemukan HP-nya, dimanapun. Di tempat HP, ditasnya, dan diruangan tempat HP itu disimpan. Munculah dugaan-dugaan pada si HP, “mungkin ketinggalan”, “mungkin jatuh”, “mungkin lupa”, bahkan “mungkin ada yang iseng”. Mawar teringat pada HP si Abang Supir. Mawar bertanya “apa merknya? bagaimana ciri-cirinya?”, hati Mawar berdegup kencang. Ciri-ciri yang disebutkan oleh Kumbang sama persis dengan HP yang dipegangnya di Angkot.

Beberapa menit berlalu dengan usaha menghubungi HP tersebut namun, nihil. HP yang awalnya aktif jadi nonaktif. Mawar berpikir keras. Semakin yakin bahwa HP si Abang bukanlah HP si Abang. Akhirnya sekitar 15 menit berlalu, Mawar dan Melati yang ada diangkot tadi berinisiatif untuk mengejar si Abang Angkot. Orang-orang yang berada di sekolah menganggap ini mustahil lebih mustahil lagi mengejar angkot yang tidak tahu plat-nomornya, dan HP itu milik siapa. Hanya bermodalkan angkot itu warnanya biru, joknya warna kuning, abangnya memakai kaos warna putih dan bertopi.

Bismiillahirrohmaaniirrohiim dengan niat dan yakin karena Allah. Strategi diatur. Mawar dan Melati memutuskan untuk mengejar si Angkot dengan rute yang sama dilalui tadi. Kebetulan mereka berdua bisa mengendarai sepeda motor. Mawar berangkat duluan. Sedangkan Melati dengan Kumbang menyusul. Di perjalanan, Mawar dengan sangat hati-hati mendahului kendaraan yang berada didepannya, karena tidak mau ketinggalan jejak siangkot.

Mungkin ini konyol, tapi ini sungguhan. Mawar berusaha meyakinkan dirinya, apa yang dilakukannya itu benar sambil berdoa “ya Allah, jika ini masih menjadi rezeki si Kumbang maka permudahlah urusannya, tetapi jika ini bukan rezekinya mudah-mudahan diganti dengan yang lebih baik. Aamiin”.

Tiba dijalan lapangan sempur Mawar melihat angkot warna biru dan sedang macet, alhamdulillah. Satu angkot, bukan. Satu lagi, Bukan. Nah ini dia angkot biru, jok kuning dan abang kaos putih dengan topi. Tanpa berpikir panjang, mawar dengan motornya menghampiri angkot lalu bertanya, lebih tepatnya agak teriak “bang, HP tadi punya siapa? Punya abang bukan?” si Abang menjawab sambil celingukan “itu tadi punya teman saya dibelakang”. Mawar bertanya lagi “masih ada gak HP nya, saya mau lihat” sambil menyodorkan tangannya kejendela angkot sebelah kiri. Si Abang jawab “masih” sambil memberikan HP. Sekali lagi meyakinkan “tadi HP teman saya hilang, dan ini HP nya mirip, saya bawa dulu ya, kalo bukan punya dia saya kembalikan. Ini benar bukan punya Abang?”, “bubukan, tadi waktu nyuci mobil, kayaknya punya penumpang ketinggalan, oh iya nanti hubungi aja yah”. Lhaaa… Mawar heran (o_0).

Setelah janjian dengan Melati dan Kumbang, akhirnya mereka bertemu dan ternyata benarlah ini HP nya Kumbang. Tapi kok, SIM card nya hilang! Hmm kok bisaaa… si Abang ini… setelah beberapa menit. Melati berniat mengantarkan Kumbang buat SIM card dengan nomor yang sama dan berpulsa.

Keesokan harinya.

Anak-anak bertanya-tanya tentang kejadian itu. Mawar berusaha menjelaskan kronologisnya, dan coba mengamati mengapa bisa terjadi. Jadi si temannya itu mendengar kemarin Bee berceloteh “stolen, stolen, yang artinya telah dicuri…”. Mawar dengan hati bersalah karena tidak bertanya dengan benar pada Bee, memutuskan untuk mengklarifikasi. Jadi saat ditanya Bee menjawab dengan polos “kemarin, aku, mengamankan HP ditas bagian depan, HP nya bisa digunakan untuk foto-foto teman-teman.” Itulah alasannya kenapa HP ada di Bee.

Mawar tidak menyangka mendapat pengalaman serumit ini. Pasti banyak yang bertanya-tanya kenapa Mawar melakukan itu. Ya… ini bagian dari rencana indah yang Allah persiapkan untuk Mawar juga keluarga barunya di Sekolah Menengah Sekolah Alam Bogor yang menjunjung tinggi nilai SALAM (Spirit, Akhlak, Learning, Advance, Meaning). Mawar ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk yang lainnya (M=MEANING). Mawar juga mencoba berani dan proaktif dalam setiap tindakan yang ia lakukan dengan izin Allah SWT (S=SPIRIT). Nilai-nilai yang sering di ikrarkan ini diharapkan juga diterapkan dalam kehidupan demi menuju ridho allah untuk kita bisa masuk dalam surgaNya kelak. Aamiin.

DO IT NOW! OR NEVER. With Angkatan Aradhana SM 2014. SALAM perdamaian dan penghormatan.